🎋 Perkembangan Teknologi Mengakibatkan Siswa Malas Membaca Buku
Teknologisangat berpotensi meningkatkan minat baca (Sumber: news.okezone.com) Mungkin sudah banyak yang tahu, bahwa rakyat Indonesia memiliki daya dan minat baca yang sangat rendah, bahkan dalam sebuah hasil survey menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi terendah dalam hal minat baca jika dibandingkan dengan ratusan Negara lain nya.
Dampaknegatif tidak membaca buku. Dilnsir dari buku Generasi Emas (2019) karya Ahmad Rifa'i, berikut dampak negatif generasi muda yang malas membaca, yaitu: Banyak generasi muda yang menjadi generasi pemalas. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki, sehingga tidak mampu bersaing dengan daerah lain bahkan negara luar.
PerkembanganTeknologi Saat Ini Membuat Anak Indonesia Malas Membaca Buku Oleh Bu Popi Diposting pada 01/12/2020 Hal ini akan mengakibatkan turunnya minat baca siswa belum lagi dengan adanya social mediayang menambah kemalasan.
Bahkananak-anak yang berusia 7 tahun sangat banyak tidak bisa membaca. Karena mereka lebih asik menggunakan teknologi seperti handphone dari pada harus belajar. Hal ini sangatlah disayangkan. Terutama untuk anak muda. Meningkatnya teknologi yang makin tahun makin meningkat membuat anak muda jaman sekarang sangatlah malas untuk membaca
Pertanyaannya kenapa sih orang orang Indonesia malas membaca? Yuk cari tahu jawabannya di bawah ini. 1. Membaca Bukan Budaya Indonesia. Jika ditilik berdasarkan kultur dan sejarahnya, masyarakat Indonesia lebih suka mendengar daripada membaca dan menulis. Hal tersebut tergambar dari salah satu budaya, yakni pertunjukkan wayang.
Seiringberkembangnya teknologi, pendidikan juga terus berinovasi. Kini, belajar juga dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Sebelumnya, jika ingin membaca, maka harus membawa buku ke mana-mana sehingga beban bawaan pun bertambah. Hal ini tentu kurang efisien. Namun sekarang, tidak perlu repot lagi membawa buku karena sudah ada layanan e-book.
PenyebabMahasiswa Malas Baca Buku. Afriani Susanti , Okezone · Rabu 18 November 2015 07:05 WIB. Jangan malas membaca buku! (Foto: Dok. Okezone) JAKARTA - Membaca buku memberikan banyak pengetahuan dengan cara relatif murah. Bahkan, cukup duduk santai, kita bisa menjelajahi dunia dari sebuah buku. Membaca buku juga memberikan banyak manfaat
Tujuandari artikel ini adalah untuk mengetahui tentang "15+ Alasan Dampak Positif Perkembangan Teknologi Modern Bagi Siswa Dalam Pendidikan". Berikut ini adalah alasan mengapa teknologi penting digunakan dalam pendidikan. Penggunaan teknologi semakin hari semakin meningkat di segala bidang. Orang menggunakan device teknologi dan gadget
Berikutalasan mengapa teknologi justru menurunkan kemampuan otak kita: 1. Menurunkan fokus. Ketika berada di daerah yang tidak kita kenal, global positioning system (GPS) memang memberi oase. Banyak kisah yang menceritakan orang-orang yang selamat berkat GPS saat mereka tersesat, seperti orang-orang yang selamat saat tersesat di Islandia atau
. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk yang dikembangkan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran literasi membaca. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan R&D, dengan prosedur pengembangan oleh Sukamadinata yang dikonversi dan dimodifikasi dengan model pengembangan 4D atau Four D Models Define, Design, Development, dan Dissminate. Pada penelitian ini peneliti hanya sampai pada prosedur pengembangan dan tidak melakukan uji coba secara langsung Dissminate dikarenakan kondisi darurat kesahatan akibat dampak dari covid-19. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui uji pakar. Uji pakar yang digunakan adalah uji pakar materi dan uji pakar media. Data hasil validasi produk oleh pakar materi dan pakar media, akan dianalisis menggunakan teknik deskriptif presentase dan kategori untuk menunjukkan keefektivan/kelayakan media. Hasil pengembangan produk yang dilakukan peneliti melalui validasi ahli materi memperoleh skor 49 dengan presentase 81% sehingga dikategorikan sangat tinggi dan layak digunakan. Hasil validasi ahli media 1 memperoleh skor 47 dengan presentase 67%, dan hasil validasi media 2 memperoleh skor 43 dengan presentase 61% sehingga dikategorikan tinggi dan layak untuk digunakan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 4 Tahun 2020 Halaman 1004-1015 JURNAL BASICEDU Research & Learning in Elementary Education Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar Desy Getri Sari Gogahu1, Tego Prasetyo2 Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah, Indonesia1,.2 E-mail 292016601 desygogahu Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk yang dikembangkan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran literasi membaca. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan R&D, dengan prosedur pengembangan oleh Sukamadinata yang dikonversi dan dimodifikasi dengan model pengembangan 4D atau Four D Models Define, Design, Development, dan Dissminate. Pada penelitian ini peneliti hanya sampai pada prosedur pengembangan dan tidak melakukan uji coba secara langsung Dissminate dikarenakan kondisi darurat kesahatan akibat dampak dari covid-19. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui uji pakar. Uji pakar yang digunakan adalah uji pakar materi dan uji pakar media. Data hasil validasi produk oleh pakar materi dan pakar media, akan dianalisis menggunakan teknik deskriptif persentase dan kategori untuk menunjukkan keefektifan/kelayakan media. Hasil pengembangan produk yang dilakukan peneliti melalui validasi ahli materi memperoleh skor 49 dengan persentase 81% sehingga dikategorikan sangat tinggi dan layak digunakan. Hasil validasi ahli media 1 memperoleh skor 47 dengan persentase 67%, dan hasil validasi media 2 memperoleh skor 43 dengan persentase 61% sehingga dikategorikan tinggi dan layak untuk digunakan. Kata kunci R&D, 4D Define, Design, Development, Dissminate Abstract This study aims to find out the prodects develiped are effective for use in reading literacy learning. This study uses a type of research and development R&D, with development procedures by Sukmadinata tha are converted and modified with 4D or Four D Models development models Define, Design, Development, Dissminate. In this study, researchers only arrived at the development procedure and did not conduct a trial directly Dissminate due to a health emergency due to the impact of covid-19. Data collection technques conducted by researchers is through expert testing. The exepert test used was material expert test and media expert test. Data validation results by material experts and media experts, will be analyzed using descriptive techniques of percentages and categories to show the effectiveness/feasibility of media. The results of product development conducted by researchers through the validation of material experts obtained a score of 49 with a percentage of 81% so that is categorized very high and suitable for use. The results of the validation of media experts 1 obtained a score of 47 with a percentage of 67% and the results of the validation of media 2 earned a score of 43 with a percentage of 61% so that is was categorized high and suirable for use. Keywords R&D, 4D Define,Design, Development, Dissminate Copyright c 2020 Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo  Corresponding author Address Universitas Kristen Satya Wacana ISSN 2580-3735 Media Cetak Email 292016601 ISSN 2580-1147 Media Online Phone - DOI 1005 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 PENDAHULUAN Literasi membaca merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan membaca, berpikir, dan menulis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami informasi secara kritis, kreatif, dan reflektif. Dalam undang-undang Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, dinyatakan bahwa literasi merupakan kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut Satgas GLS, 2018 literasi dipahami sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi harus yang dipahami oleh masyarakat, bukan hanya sekedar kebutuhan semata namun juga untuk dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dalam masa yang akan datang. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Permendikbud tersebut bertujuan untuk mencetak siswa yang memiliki budi pekerti yang luhur melalui berbagai pembiasaan. Salah satu nilai yang ingin dicapai adalah siswa yang berbudaya literasi. Nilai ini dicapai dengan memberikan pembiasaan membaca buku bacaan selama 15 menit sebelum pembelajaran. Setiap anak di sekolah diwajibkan membaca buku-buku bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam bacaannya. Sekolah Dasar merupakan masa anak-anak pada usia perkembangan sehingga penting untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur. Leterasi bisa dijadikan sebagai dasar pembelajaran di sekolah. Menurut Suyono 2017 116-123 literasi bisa digunakan sebagai dasar pengembangan pembelajaran efektif di sekolah yang dapat membuat siswa terampil dalam mencari dan mengolah informasi yang dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan pada abad ke-21, namun tingkat literasi siswa Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain, dibuktikan dalam Laporan studi IAEA International Achivement Education Assocation di Asia Timur, literasi membaca terendah anak-anak, dipegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7 dibawah negara Filipina yang memiliki skor 52,6 serta negara Thailand dengan skor 65,1 Singapura skor 74,0 dan Hongkong memiliki skor tertinggi yaitu 75,5. Hasil dari laporan ini, menunjukkan dan membuktikan bahwa Indonesia masih sangat kurang dalam hal membaca. Menurut data yang kedua di peroleh dari World’s Most Literate Nations, dikumpulkan oleh Central Connecticut State University tahun 2016, Indonesia berada di posisi kedua terbawah, peringkat literasi dari 61 negara yang telah diteliti Agoestyowati, 2017. Indonesia hanya sedikit lebih baik dari negara Bostwana, negara di kawasan selatan Afrika. Data tersebut memunjukkan bawa kondisi literasi membaca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan. Perlu ada upaya dalam menangani hal tersebut termasuk penyediaan bahan bacaan untuk membaca dalam pembelajaran literasi membaca. Baleiro 2011 17 menyatakan bahwa definisi literasi harus memperhitungkan sifat sebuah konsep yang mengkaji tentang keberadaan, kontekstual, akibatnya, relatif, dan terikat budaya. Dalam literasi membaca terdapat empat kajian 1006 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 utama, yaitu 1 penerapan latihan dan penetapan bacaan, 2 keterampilan membaca, 3 teks yang digunakan dalam membaca, 4 proses membaca, UNESCO, 2009. Kenyataannya bahwa untuk literasi membaca siswa sekolah dasar hanya dilakukan pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Hal ini yang membuat siswa kurang suka membaca, karena buku bacaannya kurang menarik, selain itu juga isi bacaan dengan tulisan tanpa gambar dan warna yang membuat siswa tidak tertarik dan buku yang dibaca atau digunakan hanya itu-itu saja, sehingga siswa cepat bosan. Melihat kenyataan tersebut, supaya membaca menjadi suatu hobi siswa dimana bukan hanya sekedar tugas semata, maka perlu adanya tindakan yang membiasakan siswa mulai dari sekarang membaca buku dan menjadikan literasi membaca hal yang menyenangkan Dalman, 2013. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pedidikan nasional. Buku merupakan sumber dari terlaksananya literasi yang berfungsi sebagai jendela dunia. Buku bacaan siswa SD tentu saja harus berbeda dari buku bacaan yang lainnya, dimana buku bacaan SD banyak menyajikan teks, warna, dan gambar yang menarik sehingga dapat merangsang minat membaca siswa dalam belajar. Seiring perkembangan zaman yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, menjadikan SDM semakin berubah dengan mengikuti kecanggihan teknologi tersebar dengan cepat dan sangat luas, yang dapat dibuktikan dengan adanya media IT Informasi dan Teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pesatnya perkembangan yang terjadi juga dapat dimanfaatkan oleh guru dalam mendidik siswanya. Pendidikan yang ada di Indonesia juga sudah termasuk dalam rancangan yang berkemajuan. Media-media pembelajaran berbasis IT ini dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, misalnya penggunaan internet. Semua guru harus bisa memanfaatkan teknologi sehingga mudah mengakses informasi dengan cepat tanpa menunggu lama. Cepatnya perubahan zaman yang serba mudah dan praktis ini ternyata bisa menggeser pola pikir malas membaca berubah menjadi minat baca. Siswa cenderung lebih menyukai buku dengan animasi gerak dan berwarna, sehingga dapat membuat siswa suka membaca buku dalam bentuk file dari pada baca buku cetak. Penelitian yang dilakukan oleh Martinez dan Lopes-Rio 2015 178 mengungkapkan bahwa munculnya teknologi berbasis internet mengakibatkan adanya cara membaca yang baru. Salah satunya merupakan munculnya fitur E-Book atau buku digital. Adanya E-Book bisa membuat pengguna teknologi mendownload sebuah buku yang kemudian disimpan pada perangkat teknologi yang dimiliki. Penelitian yang terkait penggunaan buku bacaan digital juga pernah dilakukan oleh Dizon, 2014 yang meneliti pengaruh penggunaan buku bacaan digital serta kegiatan membaca digital, terhadap motivasi membaca siswa di sekolah dasar. Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa peserta didik yang membaca buku digital memiliki tingkat motivasi membaca yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan membaca. Berdasarkan hasil penelitian di 1007 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 atas, menunjukan bahwa dengan penggunaan teks bacaan digital dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif kepada seseorang khususnya dalam minat terhadap membaca buku. E-bookstory adalah buku berbasis digital yang dikenal dapat mengedukasi siswa. Dengan memanfaatkan teknologi yang kian semakin dekat dengan kehidupan siswa E-bookstory dapat dikemas secara modern dan lebih interaktif yang memiliki desain visual, storyline, serta fitur integratif yang diminati oleh siswa, yang disajikan dalam bentuk digital, sehingga bisa di nikmati siswa dengan berbagai cara media elektronik seperti komputer, smartphone, dan tablet. Pengembangan media E-bookstory didesain menekankan pada penyajian uraian cerita yang mendukung pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran tematik integratif, sesuai karakteristik kurikulum 2013, sehingga tema-tema yang digunakan pada uraian cerita sehingga proses pembelajaran yang terjadi dapat mendukung siswa dalam memahami dan memaknai materi pembelajaran. Menurut Smeets dan Bush, 2012 mengatakan bahwa penggunaan E-bookstory memberikan manfaat kepada pada siswa yaitu dapat membantu siswa belajar tentang kosakata. Moody juga menemukan bahwa penggunaan E-bookstory dapat mendorong kemampuan siswa dalam memahami sebuah cerita. Jadi dapat di simpulkan bahwa E-bookstory merupakan buku cerita digital yang dapat membantu siswa siswa dalam belajar kosakata dan mendorong siwa memahami isi dalam cerita. Penggunaan E-bookstory masih jarang ditemukan atau gunakan di sekolah, siswa masih cenderung membaca menggunakan buku manual atau buku cetak, dimana dalam penggunaan buku manual harus menyediakan tempat buku rak buku, susah dibawa kemana, dan jika sering dibaca maka buku bisa cepat rusak. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis tertarik ingin membuat sebuah media yang namanya E-bookstory untuk meningkatkan literasi membaca siswa. Penulis mengembangkan media pembelajaran berbasis E-bookstory ini, karena penulis melihat bahwa E-bookstory mememudahkan proses penyebaran informasi dan juga membantu proses belajar mengajar, serta praktis dan mudah di bawa kemana-mana. Tujuan penggunaan E-Bookstory ada tiga yaitu 1 sebagai sarana dalam pembelajaran, 2 mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran, 3 guru dapat memberi materi pembelajaran walau guru sedang tugas diluar Haris, 2011. Media E-Bookstory memberikan banyak manfaat, yaitu 1 anak termotivasi untuk belajar membaca lebih cepat, 2 menumbuhkan rasa percaya pada diri anak karena anak telah merasa sukses menjadi pembaca pemula, 3 anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, 4 mendorong anak untuk lebih menyukai cerita dengan tema dan cerita yang berbeda, 5 secara perlahan menumbuhkan kebiasaan anak untuk dapat membaca cerita secara mandiri Shofaussamawati, 2016. Kelebihan menggunakan E-Bookstory adalah, 1 biaya yang digunakan relatif murah, 2 sangat mudah diakses, 3 anti rusak, 4 mudah dibawah kemana-kemana, 5 dapat menghemat waktu Khalid & Adeel, 2014. Selain memiliki kelebihan, E-Bookstory juga memiliki kelemahan. Kelemahan E-Bookstory yaitu 1 pengguna 1008 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 diharuskan memiliki ruangan yang cukup pada sebuah media elektronik untuk dapat menyimpan file E-Bookstory, 2 tidak semua media elektronik dapat menyimpan E-Bookstory tetapi hanya media elektronik yang sudah berkemajuan dan layak untuk bisa menyimpan dan menggunakan E-Bookstory, 3 masalah teknologi yang muncul dengan menavigasi buku elektronik. Format security ebook, karena digital bisa dibongkar oleh para hacker, 4 untuk mengakses E-Bookstory harus menggunakan HP/Laptop/Komputer yang sudah terhubung dengan koneksi internet Haris, 2011. Media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau pengantar, Heinich dalam Rusman, 2012 Asosiasi Pendidikan Nasional National Education Association/ NEA mengartikan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang dapat di pakai orang untuk menyalurkan pesan/informasi, Sadiman dkk, dalam Rusman, 2012 Media pembelajaran yaitu alat atau sarana yang digunakan guru sebagai perantara dalam menjelaskan pesan atau informasi dari sebuah tema pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Breidle dan Rossi dalam Sanjaya, 2012 mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan semua alat dan bahan yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, media yang dimaksud berupa radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Sedangkan menurut Yaumi, 2012 media pembelajaran adalah peralatan yang menyediakan lingkungan belajar yang kaya dengan dorongan atau rangsangan contoh video, teks, benda asli, dan multimedia. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat di atas adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan untuk menarik minat, perhatian, pikiran serta perasaan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas untuk mencapai tujuan belajar di sebut dengan media pembelajaran METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Research and Development R&D atau Penelitian dan Pengembangan. R&D merupakan sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik Sukmadinata, 2017. Langkah-langkah penelitian menurut Sukmadinata dkk, 2017 terdiri atas tiga tahap. 1 studi pendahuluan yang meliputi studi literatur, studi lapangan, dan penyusunan draf awal produk, 2 pengembangan, yang terdiri atas uji coba terbatas dan uji coba luas, 3 pengujian, yang terdiri atas pre-test, perlakuan, dan post-test. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan prosedur penelitian yang diadaptasi dari Sukmadinata, 2017 yang dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Sukmadinata. Prosedur penelitian di atas dapat lebih efesien dilaksanakan apabila terdapat model pengembangan. Model pengembangan yang 1009 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 digunakan pada R&D ini ialah model 4D atau Four D Models. Tahapan model pengembangan ini terdiri dari Define Pendefinisian, Design Perancangan, Development Pengembangan, Disseminate Penyebaran. Desain pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur penelitian pengembangan menurut Sukmadinata dengan menggunakan model pengembangan 4D yang telah di konversikan dan dimodifikasi seperti pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Modifikasi Prosedur Penelitian Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory A. Tahap Studi Pendahuluan Tahap studi pendahuluan merupakan prosedur yang dilakukan pertama kali dalam penelitian R&D. Tahap ini dilakukan dengan mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran berbasis E-Bookstory untuk meningkat literasi membaca siswa kelas 5 SD. a. Studi Pustaka Studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti yaitu melalui jurnal, buku-buku yang dipilih, artikel, dan sumber-sumber lain yang relevan. Studi pustaka ini dilakukan agar peneliti dapat memahami setiap fenomena dari variabel penelitian yaitu media pembelajaran berbasis E-Bookstory untuk meningkatkan literasi membaca siswa kelas 5 SD. b. Survei Lapangan Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data-data dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Survei lapangan juga dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi mengenai kebutuhan pengembangan produk media. Sumber data yang dapat dikumpulkan meliputi RPP, media pembelajaran atau bahan ajar yang digunakan untuk membaca, dan kondisi dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah. c. Penyusunan Draf Produk Awal Penyusunan draf produk awal yang dilakukan mengacu pada hasil studi pustaka dan studi lapangan. Peneliti membuat media pembelajaran E-Bookstory untuk meningkatkan literasi membaca siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut 1. Menentukan KD Kompetensi Dasar Media E-Bookstory dalam penelitian ini merupakan buku elektronik yang berisi gambar animasi dan teks yang dibuat semenarik mungkin. Produk E-Bookstory dikembangkan disesuaikan dengan materi tematik pada buku guru dan buku siswa. Materi dalam media E-Bookstory ini merupakan tema Ekosistem, dengan subtema Komponen Ekosistem, Pembelajaran ke-1 Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia 1010 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 mengurai konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi kedalam tulisan dengan bahasa sendiri. Kompetensi Dasar IPA, menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jarring-jaring makanan di lingkungan sekitar, dan membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem. Desain Media E-Bookstory dibuat menggunakan aplikasi buku digital yang didesain menarik dari cover dan isinya. Animasi dan teks bacaan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pemilihan warna juga dilakukan agar desain media E-Bookstory terlihat menarik sehingga siswa senang membacanya. 2. Membuat Rancangan Media E-Bookstory Pada tahap merancangan media E-Bookstory ini, peneliti membuat sketsa yang nantinya akan menjadi isi dari setiap menu pilihan yang ada dalam E-Bookstory. Sketsa tersebut terdiri atas a rancangan tampilan pembuka, b rancangan tampilan menu utama, c rancangan tampilan menu pembuat, d rancangan tampilan menu petunjuk, e rancangan tampilan KI & KD, f rancangan tampilan menu materi, g rancangan tampilan menu evaluasi, h rancangan tampilan menu komentar siswa, i rancangan tampilan menu glosarium, j rancangan tampilan menu daftar pustaka, k rancangan tampilan menu ON/OFF suara, dan yang terakhir adalah rancangan tampilan, l konfirmasi keluar dari media E-Bookstory. B. Pengembangan Produk Tahap pengembangan produk merupakan prosedur kedua dalam penelitian dan pengembangan. Pada tahap ini produk yang sudah dirancang divalidasi oleh ahli pada bidangnya masing. Validasi dilakukan oleh pakar materi dan pakar media, dalam hal ini peneliti menggunakan tiga pakar dosen ahli, satu dosen pakar materi dan dua dosen pakar media. Pakar materi merupakan langkah untuk mengisi lembar validasi yang digunakan untuk menilai kesesuaian materi dan bahasa yang disajikan dalam media E-Bookstory. Uji validasi ahli materi juga dilakukan untuk menyempurnakan serta mengetahui kelebihan dan kelemahan secara konseptual menurut ahli materi. Validasi pakar media merupakan validasi yang dilakukan oleh dosen ahli media, dengan mengisi lembar validasi untuk menilai kesesuaian media dari aspek tampilan, isi cerita E-Bookstory, bahasa, dan kepraktisan dalam penggunaan media. Setelah melakukan validasi peneliti akan merevisi produk sesuai dengan saran yang telah diberikan oleh pakar masing guna untuk menyempurnakan produk yang sudah dikembangkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui uji pakar. Uji pakar yang digunakan adalah uji pakar materi dan uji pakar media. Uji pakar ini bertujuan untuk menilai keefektifan media yang dikembangkan, apakah layak untuk digunakan di SD, lembar validasi diisi oleh pakar materi dan pakar media. Data hasil validasi produk oleh pakar materi dan pakar media, akan dianalisis menggunakan teknik deskriptif persentase dan kategori untuk 1011 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 menunjukkan kelayakan media. Skor hasil pengukuran menggunakan angket tertutup, kemudian dipersentasekan menggunakan rumus berikut ini. AP =Skor AktualSkor Ideal x 100% Keterangan AP = Angka Presentase Skor Aktual = Skor yang diberikan validator Skor Ideal =Skor maksimal hasil kali antara jumlah item dengan skor maksimal masing-masing item. Angka persentase kemudian dikelompokkan menjadi lima kategori yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Persentase Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Studi Pendahuluan Berdasarkan hasil studi pendahuluan dapat diketahui pentingnya kebutuhan sekolah akan sebuah media untuk dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Dari observasi yang dilakukan peneliti menemukan bahwa siswa suka membaca buku, hanya saja siswa cepat bosan karena cerita dan gambar buku kurang menarik, ada juga beberapa buku yang bahasanya terlalu tinggi sehingga isi bacaan sulit di pahami oleh siswa SD. Walaupun masalah tersebut telah disadari oleh guru, namun guru tidak sempat untuk melakukan pengembangan media yang dapat menanggulangi atau meminimalkan permasalahan tersebut. Guru hanya melakukan kegiatan pembelajaran dengan panduan buku dari rancangan pemerintah yang kondisi seharusnya guru mampu mengembangkan secara mandiri, serta guru masih memakai cara lama untuk pembelajaran khusus dalam literasi membaca. Berdasarkan hasil survei yang mengatakan bahwa kurangnya literasi membaca siswa dalam pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi nyata siswa, masalah tersebut menyebabkan siswa kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui literasi membaca. Proses pembelajaran literasi membaca seharusnya membuat siswa senang membaca isi bacaan tersebut, dengan demikian memudahkan siswa untuk memahami isi bacaan dari mater tersebut. Dengan melakukan pembelajaran menggunakan media E-Bookstory membaca lebih menyenangkan karena kalimat yang digunakan dalam materi tersebut menjadi lebih sederhana dan lebih mudah untuk di pahami siswa. Guru juga lebih mudah melakukan pembelajaran, karena guru yang mengetahui kondisi nyata yang terjadi pada siswa. Dengan demikian peneliti melakukan pengembangan media E-Bookstory ini menjadi suatu kebutuahan sekolah atau guru agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. 2. Hasil Pengembangan Media E-Bookstory 1012 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 Desain pengembangan media E-Bookstory adalah upaya perencanaan sebuah media yang menggunakan tematik untuk mengaitkan muatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dengan materi yang disusun menjadi cerita nonfiksi yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari sehingga mudah di pahami oleh siswa SD. Media E-Bookstory ini dirancang dalam bentuk buku cerita nonfiksi berbasis elektronik, yang dilengkapi dengan, Identitas Pembuat, Petunjuk, KI/KD, Isi Materi, Evaluasi, Komentar, Glosarium, dan Daftar Pustaka. Isi materi yang terdapat pada media E-Bookstory disesuaikan dengan buku guru dan buku siswa kelas V tentang Ekosistem. Perancangan media E-Bookstory dilakukan peneliti menggunakan aplikasi Construct dan didesain menggunakan aplikasi adobe ilustrator. Berikut ini salah satu gambar hasil desian dari media E-Bookstory. Gambar 2. Hasil Desain Tampilan Menu Utama. Rancangan tampilan pada menu utama merupakan beberapa pilihan menu yang terdiri atas, Identitas Pembuat, Petunjuk, KI/KD, Isi Materi, Evaluasi, Komentar, Glosarium, Daftar Pustaka, dan Tombol Keluar. Pada setiap menu pilihan ini terdapat tombol masing-masing yang berfungsi untuk menampilkan isi dari setiap menu pilihan yang ada. Produk hasil akhir pengembangan media ini berupa website yang dapat dibuka dengan link 3. Validasi Produk E-Bookstory a. Hasil Validasi Pakar Materi Validasi pakar materi dilakukan oleh dua dosen dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan validasi oleh pakar materi adalah untuk menilai kesesuaian materi yang disajikan dan bahasa dalam media E-Bookstory. Selain itu, peneliti juga mengharapkan adanya kritik dan saran perbaikan dari pakar materi agar media E-Bookstory dapat dikembangkan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Setiap item pernyataan pada lembar validasi materi memiliki skor maksimal 5 dan skor minimum 1. Hasil validasi oleh pakar materi dapat di lihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Validasi Pakar Materi 1. Kesesuaian dengan KI dan KD 2013 2. Kesesuaian antara Indikator dengan KD 3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 4. Kesesuaian judul dengan isi materi pembelajaran 1013 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 6. Kejelasan Bahasa yang digunakan 7. Kejelasan isi cerita dengan materi pembelajaran 8. Kesesuaian ilustasi cerita dengan materi pembelajaran 9. Keefektifan kalimat sederhana dan jelas 11. Tanda baca yang digunakan sesuai dan tepat 12. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional siswa Berdasarkan hasil evaluasi oleh pakar materi media E-Bookstory yang dikembangkan oleh peneliti mendapatkan skor 49 dengan presentase 82%, sehingga dikategorikan sangat tinggi dan layak untuk digunakan. b. Hasil Validasi Pakar Media Validasi pakar media dilakukan oleh dua dosen. Dosen 1 dari Fakultas Teknologi dan Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, dan dosen 2 dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan validasi pakar media adalah untuk mengetahui kelayakan produk dari aspek tampilan, isi cerita nonfiksi, bahasa dan kepraktisan dalam penggunaan. Selain itu, peneliti juga mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari pakar media agar media E-Bookstory yang dikembangkan layak untuk digunakan. Setiap item pernyataan pada lembar validasi media memiliki skor maksimal 5 dan skor minimum 1. Hasil validasi oleh pakar media 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 berikut ini. Tabel 3. Hasil Validasi Pakar Media 1 1. Kesesuaian jenis huruf dan ukuran huruf yang digunakan untuk kelas 5 SD 2. Kesesuaian ilustrasi gambar dengan cerita 3. Kesesuaian dengan pemilihan latar belakang disetiap halaman 4. Kesesuaian teks dengan warna 5. Ketepatan bentuk teks dengan gambar 6. Kesesuaian antara media E-Bookstory dengan materi pembelajaran. 7. Kebermanfaatan media buku cerita bergambar dalam mempermudah pemahaman konsep. 8. Kebermanfaatan buku dalam meningkatkan minat membaca siswa. 9. Keefektifan kalimat dalam media E-Bookstory 11. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional siswa. Kepraktisan dalam penggunaan. 12. Kejelasan Petunjuk penggunaan media 13. Tingkat kemudahan mengakses media E-Bookstory 14. Tingkat kemudahan penggunaan media Berdasarkan hasil evaluasi oleh pakar media 1, media E-Bookstory yang dikembangkan oleh 1014 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 peneliti mendapatkan skor 47 dengan presentase sebesar 67%, sehingga dikategorikan tinggi dan layak untuk digunakan. Tabel 4. Hasil Validasi Pakar Media 2 1. Kesesuaian jenis huruf dan ukuran huruf yang digunakan untuk kelas 5 SD 2. Kesesuaian ilustrasi gambar dengan cerita 3. Kesesuaian dengan pemilihan latar belakang di setiap halaman 4. Kesesuaian teks dengan warna 5. Ketepatan bentuk teks dengan gambar 6. Kesesuaian antara media E-Bookstory dengan materi pembelajaran. 7. Kebermanfaatan media buku cerita bergambar dalam mepermudah pemahaman konsep. 8. Kebermanfaatan buku dalam meningkatkan minat membaca siswa. 9. Keefektifan kalimat dalam media E-Bookstory 11. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional siswa. Kepraktisan dalam penggunaan. 12. Kejelasan Petunjuk penggunaan media 13. Tingkat kemudahan mengakses media E-Bookstory 14. Tingkat kemudahan penggunaan media Berdasarkan hasil evaluasi oleh pakar media 2, pengembangan media E-Bookstory yang di kembangkan oleh peneliti mendapatkan skor 43 dengan persentase sebesar 61%, sehingga dikategorikan tinggi, dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengembangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa media pembelajarn berbasis E-Bookstory dapat dikatakan sangat efektif digunakan untuk meningkatkan literasi membaca siswa. Dibuktikan dari hasil validasi oleh tiga dosen ahli, 1 dosen ahli materi dan 2 dosen ahli media. Hasil validasi materi mendapatkan skor 49 dengan persentase 82%, sehingga dikategorikan sangat tinggi dan layak untuk digunakan. Hal ini terlihat juga pada hasil validasi media 1 memperoleh skor 47 dengan persentase sebesar 67%, dan hasil validasi media 2 memperoleh skor 43 dengan persentase sebesar 61%, sehingga dikategorikan tinggi dan layak untuk digunakan. Saran dari peneliti yang pertama bagi guru melalui penelitian ini, guru bisa menggunakan media pembelajaran E-Bookstory dalam pembelajaran literasi membaca, agar siswa mulai terbiasa dan suka membaca buku karena dilengkapi dengan teks bacaan dan gambar yang menarik. Saran yang kedua bagi peneliti lain diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi namun apabila mengembangkan E-Bookstory yang sama akan lebih baik jika menggunakan model pembelajaran dalam kurikulum 2013, sehingga proses pembelajaran 1015 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa Sekolah Dasar – Desy Getri Sari Gogahu, Tego Prasetyo. DOI Jurnal Basicedu Vol 4 No 4 Tahun 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 lebih terarah pada kebutuhan dan kemampuan siswa. DAFTAR PUSTAKA Adeel, K. &. 2014. Literasi Buku Digital. LIBRIA, 82. Agoestyowati, R. 2017. Tinjauan Pada Minat Literasi Anak-anak. Majalah Ilmiah Institut STIAMI. Baleiro, R. 2011. Definition of Literary A Content Analysis of Literature Syllabuses and Interviews with Protuguese Lecturers of Literature. Journal of New Horizons in Education, 02–04, 17. Dalman. 2013. Ketrampilan Membaca. Jakarta Raja Garafido Persada. Dizon. 2014. Pengaruh Penggunaan Buku Bacaan Digital serta Kegiatan Membaca Digital, Terhadap Motivasi Membaca Siswa di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik, 92. Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-Book. Yogyakarta Cakrawala. Lopes-Rio. 2015. About the horrific peril of reading on digital devices. Journal of Social and Behavioral Sciiences, 178. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Rusman Dr M, P. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung ALFABETA. Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta Fajar Interpratama Mandiri. Shofaussamawati. 2016. Menumbuhkan minat baca dengan pengenalan perpustakaan pada anak sejak dini. Journal Stainkudus. Retrieved from Smeets, D. J. . and A. G. B. 2012. Buku Cerita Elektronik Interaktif untuk Anak TK Mengenal Kosa Kata. Sukmadinata, N. S. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Suyono, H. 2017. Implementasi Gerakan Literasi Guru Sekolah Pada Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, 116–123. Tim, S. G. 2018. Buku Panduan Praktis Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta Kemdikbud Direektorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Undang-undang Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. UNESCO. 2009. Laporan Dunia UNESCO Berinvestasi dalam Keanekaragaman Budaya dan Dialog Antarbudaya. Tersedia di// -reports/cultural-diversity. Diakses 13 September 2019. Yaumi, M. 2012. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta PT Interpratama Mandiri. ... Jika seseorang memiliki kemampuan yang rendah dalam membaca maka akan berdampak pada kemampuan literasi membaca. Literasi membaca merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan membaca, berpikir, dan menulis yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis, kritis, dan reflektif terhadap suatu informasi Gogahu & Prasetyo, 2020. ...... Maka dari itu, seiring dengan penerapan GLS di sekolah pemerintah juga harus menyediakan bahan bacaan untuk mendukung terlaksannya kegiatan membaca di sekolah. Menurut UNESCO dalam Gogahu & Prasetyo, 2020 dalam literasi membaca terdapat empat kajian utama,.yaitu 1 penerapan latihan dan penetapan bacaan, 2 keterampilan membaca, 3 teks yang digunakan dalam membaca, dan 4 proses membaca. ...Lilik Binti MirnawatiRegy Agatha Valent FabriyaIndonesia is one of the countries in Asia with low reading literacy skills. Therefore, the mastery of reading literacy is vital for students and the Indonesian people. This study aims to describe the process of implementing flipbook media that can improve the reading literacy of 2nd graders of elementary school and measure the improvement of their reading literacy after the application of flipbook media. The method used is Classroom Action Research. The data collection uses observation techniques and documentation, and the literacy tests uses test sheets and documentation. The subjects of this research are 17 elementary school students in the 2nd grade of Muhammadiyah Elementary School 8 Surabaya. Based on the study results, the data show that flipbook media was applied online at the habituation stage and was carried out for 15 minutes before reading. The application of online-based flipbook media can improve students’ reading literacy and learning activities of the 2nd-grade students of Muhammadiyah Elementary School 8 Surabaya. The increase in reading literacy results can be seen in the literacy test results carried out in 2 learning cycles. Before applying flipbook, the result of classical literacy completeness was In the first cycle, the acquisition of classical reading literacy mastery was while in the second cycle, the classical completeness was So, it can be concluded that the use of flipbook media can improve the reading literacy of the 2nd-grade students of Muhammadiyah Elementary School 8 Surabaya... Kegiatan membaca penting dilakukan untuk mengasah kemapunan intelektual seseorang, melalui proses memahami makna tulisan dan mengembangkan ide Huradju et al., 2020;Rinawati et al., 2020;Sari, 2019. Proses dan kegiatan membaca harus memiliki makna dan tujuan sehingga siswa akan memiliki motivasi untuk selalu melakukan kegiatan membaca Gogahu & Prasetyo, 2020. ...Fitri YaniMuhammad Khoirul RitongaPerpustakaan perguruan tinggi merupakan lembaga yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika yang bersangkutan, melalui fungsinya memberikan layanan informasi, penyediaan sarana prasarana dan bahan pustaka serta menyimpan dan melestarikannya untuk berbagai kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi minat baca mahasiswa serta minat mahasiswa berkunjung ke perpustakaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 413 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin, sehingga didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini yakni 81 mahasiswa. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuisoner, dengan instrumen penelitia berupa 10 pertanyaan dengan jawaban setuju dan tidak setuju. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan bentuk tabulasi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca serta minat kunjungan mahasiswa ke perpustakaan masih tergolong rendah, hal ini ditunjukkan dari pernyataan mahasiswa yang lebih memilih untuk mencari sumber bacaan di internet dibandingkan mencari dari buku. Peningkatan jumlah minat baca serta minat kunjungan mahasiswa ke perpustakaan dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan serta kelengkapan buku di perpustakaan.... Reading comprehension is the process of understanding the message conveyed by the author to the reader. Reading comprehension will reveal the existing schemes in his memory and let new information enter and become part of knowledge Amil et al., 2021;Gogahu & Prasetyo, 2020. Reading is not an easy learning activity. ...Ni Kadek Yustika Adnyani DewiKadek YudianaReading habits in Indonesian society have not developed well. In addition, the learning is carried out at this time has not been able to develop reading skills effectively and efficiently. This study aimed to analyze the mindset relationship to reading literacy ability in fifth grade elementary school students. This type of research is a correlation. The design of this research is quantitative with correlational research methods. The population in this study were all fifth-grade elementary school students, totaling 79 students. The research sample amounted to 55 students. Data collection methods used are non-test and test methods. The instrument used in collecting data are a questionnaire and reading literacy test. Data analysis techniques used are descriptive quantitative, and statistical inferential. The study results are the results of the testing hypothesis I, obtained rcount > rtable then H0 is rejected, which means it is significant. Hypothesis II test results, rcount > rtable then H0 is rejected, which means it is significant. So that the Growth mindset has a relationship with the reading literacy ability of fifth-grade elementary school students. A fixed mindset also positively impacts students' reading literacy skills. It was concluded that there was a significant correlation between mindset and reading literacy ability.... Setiap orang harus bisa membaca, tetapi terutama siswa, guru, dan orang lain yang kehidupan sehari-harinya berhubungan dengan buku. Membaca pemahaman adalah jenis membaca lanjutan yang ditujukan untuk pemahaman bacaan Tarigan, 1994; Nasional et al., 2017; Gogahu & Prasetyo, 2020; Pemahaman membaca adalah kemampuan pembaca untuk mengingat kembali isi dari apa yang telah dibaca secara cermat dan menyeluruh. Amanata & Taufik, 2020 ; Alpian & Yatri, 2022. ...Marnis SusantiFirman FirmanDesyandri DesyandriSetiap orang harus bisa membaca, terutama siswa, guru, dan orang lain yang kehidupan sehari-harinya berhubungan dengan buku. Pelajaran membaca pemahaman diajarkan di kelas IV, V, dan VI sekolah dasar. Siswa membutuhkan cara-cara untuk belajar membaca pemahaman sehingga mereka dapat memahami bacaan dengan mudah. Tujuan artikel ini adalah untuk menjelaskan teknik guru mungkin mempekerjakan untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman membaca. Metodologi yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan kualitatif. Guru akan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dengan memanfaatkan strategi pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar. Guru dapat menggunakan banyak taktik pembelajaran yang diperlukan.... The ability to read can help learners develop advanced learning over a long period. According to Gogahu & Prasetyo 2020, literacy can be an essential ability to understand lessons effectively in schools that help students become skilled at understanding information clearly. Reporting from the Organization for Economic Cooperation and Development OECD, 2019, based on a survey conducted by the Program for International Student Assessment PISA, said that Indonesia occupies the lowest position, which shows the most inadequate literacy, namely the 71st position out of 82 countries. ... Jumiatul ArpianThis study aims to determine the effectiveness of tablet use by utilizing learning videos to improve student literacy at SD Negeri 15 Woja. The population of this study ranges from low to high-grade students III & IV at SD Negeri 15 Woja, which consists of 20 students. Each student from grades I to VI took 10 students, who were the primary samples in the implementation of this study. This research uses qualitative research methods. Furthermore, the research instruments used in this study are direct in-class observations containing video recordings and other supporting data such as activity documentation, researcher diaries, and additional website resources. After the data is analyzed using qualitative analysis, it can be concluded that using technological media in the form of learning videos effectively encourages students of SD Negeri 15 Woja to carry out literacy activities in different ways. The statement is corroborated by some of the data attached to the study.... The research shows that e-book is very suitable to be used in the learning process because there is compatibility in basic competencies, indicators, and materials so that learning objectives can be achieved Kusumayuni & Agung, 2021. Using e-books in the learning process has also been shown to increase students' reading interest, resulting in an increase in student learning outcomes Gogahu & Prasetyo, 2020. E-book products with a discovery learning model were developed using the Flip PDF Corporate Edition application. ...Ni Komang Asih Kurnia DewiThis research was motivated by problems in the media and learning models that were less innovative and varied during the online learning process, so it impacted students' lack of understanding, especially on the content of science lessons. This study aims to develop an e-book based on discovery learning for elementary science lessons. The subjects in this study were content experts, instructional design experts, learning media experts, and fifth-grade elementary school students. This research is development research by applying the ADDIE model. Data collection in this study was done by using a questionnaire method with quantitative descriptive analysis techniques. Based on the results of data analysis, the following results were obtained 1 content experts 2 instructional design experts 3 learning media experts 4 individual trial results 5 small group trial results Thus the conclusions in this study indicate that this e-book based on discovery learning is in very good qualification and is suitable for use in science learning for fifth-grade elementary LabkolyFebriani LiunesiDevi HutagaolWaluyo HadiPenelitian dan pengembangan R&D ini bertujuan untuk mengembangan video interaktif bergambar berbasis strategi directed reading theking activity untuk meningkatkan literasi membaca siswa pada muatan bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan di SDN Karet 01 pagi yang beramat di Jl. Karet Belakang No, 2 RT 013, RW 03 Kota Jakarta Selatan, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, DKI Jakarta 12910. Teknik pengumpulan data mengunakan tes, angket, observasi dan wawancara. Hasil penelitian pengembangan video interaktif bergambar berbasis strategi directed reading theking activity untuk meningkatkan literasi membaca siswa pada muatan bahasa Indonesia Sekolah Dasar sangat NurhayaniNurhafizah NurhafizahPengembangan literasi anak usia dini menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena merupakan keterampilan dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan media dan metode pengembangan literasi anak usia dini di Kuttab Al Huffazh Payakumbuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan kondensasi data, tampilan data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian mendeskripsikan media yang digunakan dalam pengembangan literasi anak usia dini antara lain media literasi digital, ICT Information and Communication Technology, buku cerita bergambar, APE Alat Permainan Edukatif, science book, Video pembelajaran dan media kartu kata. Metode yang digunakan dalam pengembangan literasi anak usia dini antara lain metode Calistung, GLS Gerakan Literasi Sekolah, literasi pojok baca, metode kooperatif bermedia, Discovery Learning, Project Based Learning, pendekatan humanistik dan program KurniawatiEunice Widyanti SetyaningtyasPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan media animasi cerita bergambar berbasis android untuk siswa kelas III SD dan untuk mengetahui kelayakan pengembangan media animasi cerita bergambar berbasis android pada topik proses terjadinya hujan kelas III SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan R&D dengan model pengembangan 4D Thiagarajan, 1974 yaitu tahapan penelitian yang terdiri dari pendefinisian define, perancangan design, pengembangan develop, dan uji coba disseminate. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji coba secara langsung dengan siswa dikarenakan keterbatasan waktu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui uji validasi oleh ahli. Hasil dari uji ahli materi mendapat angka persentase 88% dengan kategori “Sangat Tinggi”. Hasil dari uji ahli media mendapat angka persentase 78,9% dengan kategori “Tinggi”. Uji ahli bahasa oleh dua validator memperoleh hasil penilaian dengan persentase 94% dengan kategori “Sangat Tinggi” dan persentase 77% dengan ketegori “Tinggi”. Hasil dari uji ahli yang telah diperoleh menunjukkan bahwa pengembangan media animasi cerita bergarmbar berbasis android yang dibuat sudah layak untuk digunakan sebagai penguatan pembelajaran bagi siswa kelas III SD. Media pembelajaran ini nantinya dapat digunakan sebagai penguatan materi dan bahan evaluasi karena terdapat materi dan latihan soal interaktif di dalamnya sehingga kelak dapat digunakan siswa untuk belajar dari Maratus SolikhahAtik Dwi NursantiElais Nur Fauzia QodimPenelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang cukup terhadap peran modifikasi e-book sebagai peningkatan minat baca siswa melalui strategi belajar sambil bermain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur review dengan mengumpulkan beberapa jurnal terdahulu untuk menjawab peran modifikasi e-book dalam peningkatan minat baca siswa melalui strategi belajar sambil bermain. Penerapan e-book sangat membantu siswa dalam meningkatkan minan bacanya karena e-book sangat mudah dan praktis dapat dibuka dengan gawai dan dapat dibawa kemana saja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan modifikasi e-book dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat membaca siswa SD. E -book yang dimodifikasi dengan berbagai jenis variasi warna, gambar, video, dan animasi dapat menarik perhatian siswa SD untuk membaca dan memahami materi. Hal tersebut dikarenakan siswa SD yang lebih menyukai sesuatu yang berwarna dan bervariasi. Penggunaan metode bermain sambil belajar dalam pembelajaran mampu menambah minat baca siswa SD karena sesuai karakteristik anak usia sekolah dasar yang cenderung suka bermain. Suyono SuyonoThis study aims to describe the implementation pattern of School Literacy Movement GLS in primary school. This research uses descriptive research design with qualitative approach. The results showed that there is a pattern of implementation of school literacy movement. The patterns include 1 the pattern of literacy activities in thematic books and 2 the pattern of literacy activities in schools. Patterns of literacy activity in thematic books found are twelve patterns including pre-reading, reading and post-reading activities. The pattern of literacy activities in schools found thirteen patterns of activity covering three aspects, namely the pattern of strategy and implementation of literacy activities, book sources and literacy environment, as well as cooperation of literacy activities. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola implementasi Gerakan Literasi Sekolah GLS di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola implementasi gerakan literasi sekolah. Pola tersebut meliputi 1 pola kegiatan literasi pada buku tematik dan 2 pola kegiatan literasi di sekolah. Pola kegiatan literasi pada buku tematik yang ditemukan berjumlah dua belas pola meliputi kegiatan prabaca, membaca, dan pascabaca. Pola kegiatan literasi di sekolah ditemukan tiga belas pola kegiatan meliputi tiga aspek, yaitu pola strategi dan pelaksanaan kegiatan literasi, sumber buku dan lingkungan literasi, serta kerja sama kegiatan literasi. Kata Kunci implementasi, gerakan literasi sekolah, pembelajaran tematik. Kemampuan membaca siswa Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut berdasarkan data laporan hasil tes Progress International Reading Literacy Study tahun 2012 tentang kemampuan membaca siswa kelas IV SD pada kisaran usia 9-10 tahun yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke 44 dari 45 negara peserta dengan persentase kemampuan menjawab butir soal level sempurna 0,1%, butir soal level tinggi 4%, butir soal level sedang 28%, dan butir soal level lemah 66% Puspendik, 2012105. Data tersebut sejalan dengan temuan Programme for International Student Assessment pada tahun 2012 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-64 dari 65 negara peserta dengan skor 396 skor rata-rata adalah 496 OECD, 2014 5. Dampak dari kemampuan membaca yang rendah pasti berpengaruh terhadap kemampuan menulis. Menulis merupakan bentuk penyampaian gagasan atau pesan dalam bentuk bahasa tulis. Mulyati 200444 menyatakan bahwa gagasan atau pesan yang disampaikan bergantung pada perkembangan dan tingkat pengetahuanRedjeki AgoestyowatiBased on the results of a survey of literacy index published by Central Connecticut State of the University CCSU in March 2016 showed from 61 countries surveyed, Indonesia's literacy rankings are in the 60th sequence. The research also assessed the reading assessment score for children under the age of 18 , as quoted from page accessed 4/6/2017 shows that the ability of Indonesian children to understand the reading is also very literacy skills can be very high. That means, the family and the form of early childhood education have a very big influence on the high-low literacy ability of a publisher of Mizan through KKPK / Kecil-Kecil Punya Karya, is a pioneer of quality reading books written by Indonesian children. In KKPK's book, the writings published are children's writing from 7-12 years old, which also corresponds to a focused market share. Based on the point of view, the purpose of this study is to examine the branding of KPPK in the perspective of increasing the interest of children literacy. From the study of literature research methods conducted by the author, it is concluded that Dar Mizan Publisher through KKPK book has made a strong branding as a pioneer of book publishers that provides a container for children to publish their writing visually. The opportunity to write visual works is support for one's literacy skills, especially children. In this case, Dar Mizan Publisher, through KKPK book has increased interest and literacy ability of children. KKPK has become a medium to improve the literacy ability of children with earlier. Rita BaleiroThe aim of this paper is to present a definition of literary literacy in the context of majors in languages, literatures and cultures, in Portugal. A definition of literary literacy was deduced from a content analysis of primary data sources and from the theoretical underpinnings of the transactional theory of reading. The primary data sources are fourteen Portuguese and English literature syllabuses from four Portuguese universities Lisboa, Nova, Coimbra and Porto and twelve interviews with Portuguese university lecturers of literature. Based on the findings of a content analysis of both syllabuses and interviews, from the lecturers' point of view, a literary literate student doing a major in languages, literatures and cultures must, above all, be able to contextualize literary texts and their authors both historically and culturally, must be able to present an interpretation as a coherent text, and must be able to do and organize bibliographical Membaca. Jakarta Raja Garafido PersadaDalmanDalman. 2013. Ketrampilan Membaca. Jakarta Raja Garafido Penggunaan Buku Bacaan Digital serta Kegiatan Membaca DigitalDizonDizon. 2014. Pengaruh Penggunaan Buku Bacaan Digital serta Kegiatan Membaca Digital, Terhadap Motivasi Membaca Siswa di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik, 92.About the horrific peril of reading on digital devicesLopes-RioLopes-Rio. 2015. About the horrific peril of reading on digital devices. Journal of Social and Behavioral Sciiences, dan Pembelajaran Berbasis KomputerRusman DrRusman Dr M, P. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung Komunikasi Pembelajaran. Jakarta Fajar Interpratama MandiriW SanjayaSanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta Fajar Interpratama minat baca dengan pengenalan perpustakaan pada anak sejak diniShofaussamawatiShofaussamawati. 2016. Menumbuhkan minat baca dengan pengenalan perpustakaan pada anak sejak dini. Journal Stainkudus. Retrieved from hp/Libraria/article/download/1189/1082Buku Cerita Elektronik Interaktif untuk Anak TK Mengenal Kosa KataD J SmeetsSmeets, D. J.. and A. G. B. 2012. Buku Cerita Elektronik Interaktif untuk Anak TK Mengenal Kosa Kata.
Di zaman internet seperti sekarang ini, segalanya jadi serba maju dan kreatif. Apapun dapat dilakukan hanya melalui gadget dalam genggaman. Mulai dari memesan makanan, barang, transportasi, akomodasi dan masih banyak lagi. Tidak perlu macet-macetan, antre panjang dan semua menjadi lebih mudah dan praktis. Kemajuan teknologi ini tentu memberi efek baik maupun buruk, tergantung bagaimana menyikapinya. Macam-macam gawai yang digunakan di dunia teknologi sumber Sebelum teknologi semaju sekarang, untuk mendapatkan berbagai macam informasi masih sangat terbatas lho. Harus mengunjungi perpustakaan atau toko buku untuk mendapat buku, menunggu surat kabar terbit, dan menunggu berita ditayangkan televisi atau radio. Tentu memakan waktu dan biaya, bukan? Sungguh jauh berbeda dengan sekarang, di mana sudah banyak sekali portal berita yang dapat diakses di mana saja. Informasinya pun lebih cepat terupdate dan lebih kaya akan referensi. Seiring berkembangnya teknologi, pendidikan juga terus berinovasi. Kini, belajar juga dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Sebelumnya, jika ingin membaca, maka harus membawa buku ke mana-mana sehingga beban bawaan pun bertambah. Hal ini tentu kurang efisien. Namun sekarang, tidak perlu repot lagi membawa buku karena sudah ada layanan e-book. E-book sumber Ruangguru turut mendukung pengembangan teknologi ini dengan baik, khususnya bidang pendidikan. Seperti halnya memberikan solusi belajar bagi para siswa dengan layanan belajar via gadget. Kamu dapat belajar kelompok, latihan soal-soal, bahkan try out melalui gawaimu. Seru ya? Aplikasi ruangguru sumber istimewa Perkembangan teknologi pada pendidikan ini turut memberikan manfaat bagi guru dan murid. Tidak ada lagi alasan waktu terbuang di jalan karena jarak jauh, uang habis untuk membeli buku soal, dan tidak bisa mengerjakan soal. Pokoknya, jadi lebih gampang dan efisien deh. Selain itu, teknologi juga memberi dampak positif pada pengembangan diri. Jika sedang butuh inspirasi, kamu hanya perlu membuka internet, dan berselancarlah hingga menemukan ide kreatif. Para beauty vlogger sumber Ingin unjuk gigi akan bakatmu? Sudah banyak channel-channel seperti Youtube, SoundCloud, Instagram, blog, dan sebagainya. Jadikan semua itu sebagai wadah untuk mengembangkan talentamu. Psst, bisa dijadikan sebagai portofolio juga lho. Selain dapat diapresiasi banyak orang, kamu juga bisa mendapat kenalan baru, bahkan pekerjaan dengan menunjukkan talentamu. Banyak sekali kan, benefit yang didapat jika kemajuan teknologi dimanfaatkan dengan baik? Tetapi tetap butuh kontrol diri ya, agar tidak terbawa arus yang merugikan. Jangan sampai teknologi terus berkembang, tapi dirimu tidak ikut berkembang ya!
loading...Rizka Septiana, IAPR, Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR Jakarta. Foto/Dok/LSPR Rizka Septiana, IAPR Dosen Tetap Institut Komunikasi & Bisnis LSPR JakartaSAAT ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat, akses untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi bisa didapatkan secara cepat dan mudah. Bahkan, hampir seluruh manusia di dunia ini menginginkan segala hal menjadi lebih praktis dan lebih efisien. Namun, di balik semua kecanggihan yang ada di era digital saat ini tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi literasi digital sangat diperlukan sebagai acuan agar lebih terarah dalam penggunaan teknologi yang semakin berkembang. Dalam bidang teknologi, khususnya informasi dan komunikasi, literasi digital berkaitan dengan kemampuan penggunanya, di mana di dalamnya terdapat suatu kemampuan untuk menggunakan teknologi sebijak mungkin demi menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif. Bahkan, literasi digital ini sangat penting bagi kehidupan sehari-hari agar generasi muda, khususnya pelajar dan mahasiswa paham dan mengerti mana informasi yang harus diterima dan yang harus dicari kembali sumber kebenarannya. Sebab, semakin canggihnya teknologi dan informasi semakin banyak pula oknum yang tidak bertanggung jawab dengan informasi yang mereka adanya pemahaman dan penerapan literasi digital akan membuat generasi muda dapat berpartisipasi di era dunia modern sekarang ini. Literasi digital akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif. Sehingga, mereka tidak akan mudah tertipu yang berbasis digital seperti menjadi korban informasi dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik 2021 karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain dari Seri Buku Literasi Digital Kerangka Literasi Digital Indonesia, literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif maupun 2 referensi di atas, tentu saja literasi digital memiliki dampak positif bagi masyarakat, pelajar, dan mahasiswa untuk mempermudah mencari data dan informasi dari berbagai media. Dampak positif dari literasi digital di antaranya bisa untuk membantu proses pembelajaran; bisa untuk dapat membedakan sumber-sumber belajar yang benar, signifikan dan dapat memberikan manfaat; dan untuk membuka peluang bagi guru dan dosen agar lebih produktif dalam menciptakan media ajar digital juga memiliki sisi negatif, misalnya bisa menyebabkan kegaduhan dan kesalahpahaman. Berkaca dari itu, masayarakat dituntut harus paham akan literasi digital khususnya di era modern ini. Dampak negatif dari literasi digital di antaranya, penyebaran berita bohong hoaks, Mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan. serta radikalisme berbasis di era digital seperti sekarang ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa membaca buku hanya menghabiskan dan membuang banyak waktu dan cenderung membosankan. Sehingga, banyak dari mereka berfikir lebih baik melakukan sesuatu yang lain selain membaca buku, padahal dengan membaca kita dapat menambah wawasan jadi lebih luas dan ilmu pengetahuan pun semakin bertambah.
perkembangan teknologi mengakibatkan siswa malas membaca buku