🔫 Pondok Pesantren Di Klaten Yang Bagus
June23rd, 2018 - Beranda Daftar Nama Pewakaf Tanah Untuk Pesantren Al Ittiba’ Klaten Dokumentasi Santunan Anak Yatim Piatu Dan Khitanan 2018''35 TEMPAT WISATA DI MALANG TERBARU YANG BAGUS DAN HITS JUNE 23RD, 2018 - RUMAH TERBALIK TAK KALAH MENARIK BANGUNAN RUMAH TERBALIK Konsep Bangunan Pondok Pesantren Author: dpmptsp
PondokPesantren Sunan Pandanaran Komplek 4 didirikan sekaligus diasuh oleh Bapak Dr. KH. Imaduddin Sukamto, MA dan Ibu Nyai Hj. Ninik Afifah Mufid, S.E. Pondok Pesantren Pandanaran Komplek IV Yogyakarta berlokasi di Jl. Kaliurang KM 14,5 No : 95 RT/RW : 09/17, Jl. Nglanjaran, Candirejo, Sardonoharjo, Kec.
PondokPesantren Baitussalam Yogyakarta. Pondok Pesantren Baitussalam berdiri pada tahun 1985, yang didirikan oleh Ustadz Agus Haryadi (alm.). Pada awalnya pondok pesantren ini berlokasi di dusun Taskombang, Klaten, di kediaman Bapak Bakti Muranom. Namun pada beberapa waktu kemudian memperoleh tanah wakaf dari KH.
TRIBUNJOGJACOM, KLATEN - Mendapat rezeki nomplok sebesar Rp2,4 miliar karena tanah sawah digilas jalan Tol Yogyakarta-Solo tak membuat Jumakir (56) lupa untuk berderma. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) Grinting, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten ini memiliki rencana mulia setelah dirinya menjadi miliarder tol.. Jumakir berniat untuk menggunakan uang miliaran
Klaten- . Sebanyak 83 pengajar hingga santri pondok pesantren (ponpes) di Desa Kwarasan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, positif antigen virus Corona atau COVID-19.Satgas COVID-19
2 Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta Pondok Pesantren yang terletak di tengah Kota Solo ini berdiri pada tahun 1750 di masa pemerintahan Pakubuwono (PB) IV. Ponpes Jamsaren adalah salah satu ponpes tertua yang ada di Kota Solo dan telah melahirkan banyak santri yang kemudian menjadi tokoh tingkat nasional.
SejarahPondok Pesantren Modern Baitussalam. Pondok Pesantren Modern Baitussalam berdiri pada tahun 1986 bertempat di daerah Taskombang, Prambanan, Klaten yang dipimpin oleh K.H. Agus Hariadi dengan nama Pondok Darussalam. Seiring berjalannya waktu, Pondok Darussalam mendapat tanah wakaf dari H. Mbah Darhal yang bertempat di Pulerejo, Bokoharjo
ikhlasmemberikan pengetahuan dan pelayanan yang baik kepada penulis. 7. Dewan asatid Pondok Pesantren Baiturrahmah,karanganom,Klaten yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 8. Bapak dan ibu tersayang, kakak-kakakku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis. 9.
SELAYANGPANDANG PESANTREN TERCINTA; PENERIMAAN SANTRI BARU TP. 2021/2022; Meraup Aliran Pahala; 10 WASIAT AGAR TERHINDAR DARI CORONA; Pemikiran yang Salah Tentang SARS-CoV-2, Virus Penyebab Penyakit Covid 19; DAFTAR & ALAMAT PESANTREN-PESANTREN AHLUSUNNAH WALJAMAAH YANG BERMANHAJ SALAF
.
– Pondok Pesantren Ponpes Al Manshur Popongan di Desa Tegalgondo, Wonosari, Klaten, telah melahirkan beberapa kiai besar. Santrinya kini mencapai seribu lebih. Meski dari usia sudah lebih dari seabad, namun eksistensinya masih diakui. Memasuki Dusun Popongan dengan mudah menjumpai para santri yang sedang berjalan kali maupun mengendari sepeda motor. Itu bisa dikenali dari santri laki-laki yang mengenakan sarung di daerah tersebut. Ada juga yang mengenakan seragam sekolah dilengkapi peci dan hijab tampak lalu lalang menyusuri jalan kampung. Di tengah kampung terdapat Masjid Al Manshur Popongan. Masjid tersebut sering kali digunakan para santri untuk menuaikan salat. Termasuk berbagai kegiatan lainnya karena lokasinya yang tak jauh dari pemondokan Ponpes Al Manshur Popongan. Ada satu lagi Masjid Popongan didirikan pada 1926 oleh KH Muhammad Manshur. Sebelum keberadaan masjid ini, telah lebih dulu berdiri ponpes pada 1918. Awalnya lembaga pendidikan Islam tradisional itu hanya bernama Ponpes Popongan saja. Berdirinya ponpes itu pun tidak bisa dilepaskan dari berkembangnya Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah yang berkembang di kampung tersebut. Mengingat orang tua dari Kiai Manshur, yakni Muhammad Abdul Hadi Girikusumo, seorang mursyid dari tarekat tersebut di Demak. Kiai Manshur belajar agama Islam kepada orang tuanya sendiri. Ketika remaja nyantri di Ponpes Jamsaren Surakarta yang diasuh oleh Kiai Idris. Sedangkan kedatangan dia ke Dusun Popongan ketika Kiai Manshur saat muda diambil menantu oleh petani kaya bernama Haji Fadlil. Kiai Manshur dinikahkan dengan Nyai Maryam Nyai Kamilah pada 1918. Karena merupakan alumni ponpes dia diminta Haji Fadlil mengajarkan agama Islam di Popongan. Pembangunan ponpes pun dilakukan secara swasembada dan gotong-royong. Batu pondasi diperoleh para santri dari Sungai Jebol yang terletak di sebelah selatan Dusun Popongan. Ada pun pasir diambil dari Sungai Tegalgondo yang berada di sisi utara dari kampung tersebut. Sebagai tokoh kaya saat itu, Haji Fadlil banyak menyumbangkan kartanya untuk pendirian ponpes tersebut. “Setahu saya pemondokan dibangun pertama kali pada 1918. Saat itu hanya terdapat enam kamar saja. Kini masih menyisakan tiga kamar yang masih berdiri kokoh. Saya melihat tertulis 1918 di pintu asrama sebelum akhirnya digempur,” ujar salah seorang keluarga pengasuh Ponpes Al Manshur Moh. Ardani saat ditemui Jawa Pos Radar Solo beberapa waktu lalu. Bangunan Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah yang dahulunya masih dalam satu kawasan dengan Ponpes Al Manshur Popongan. Pria yang akrab dipanggil Gus Ardani ini mengungkapkan, dari 1918 sampai saat ini dia belum menemukan refrensi terkait pergerakan yang dilakukan Ponpes Al Manshur Popongan. Termasuk momen penting lainnya pada masa itu. Hingga akhirnya Kiai Manshur wafat pada 1955. Seiring berjalannya waktu pengurusan terhadap ponpes dan tarekat di Popongan dilakukan secara turun temurun. Hingga akhirnya pada 1981 dibentuklah yayasan sekaligus menandai nama Ponpes Popongan menjadi Ponpes Al Manshur Popongan. Termasuk mengembangkan sekolah pendidikan formal di bawah yayasan yang dibentuk yakni madrasah aliyah MA, madrasah tsanawiyah MTs dan raulatul athfal RA. “Selama perjalanannya, ponpes mengalami kurang aktif. Antara ponpes dan madrasah berjalan sendiri-sendiri. Hingga akhirnya pada 2014 terdapat pembaruan yayasan sampai sekarang,” tambahnya. Lalu lalang para santri di Dusun Popongan, Desa Teglgondo, Kecamatan Wonosari, Klaten. Dia menyebut jumlah santri di Ponpes Al Manshur Popongan terus bertambah. Saat ini santri putra sebanyak 360 orang dan putri lebih dari 700 orang. Ditambah para santri yang kuliah maupun alumni menjadi pengurus di ponpes tersebut. Mereka berasal dari Palembang, Lampung, Kalimantan, Jakarta serta daerah Solo dan sekitarnya. Ponpes Al Manshur Popongan telah melahirkan ulama ternama seperti Arwani Amin Said Mbah Arwani Kudus, Kiai Abdul Manan dan Kiai Ahmad Mustofa. Sebagai salah satu ponpes tertua tetap mengikuti perkembangan sesuai tuntutan zaman melalui pendidikan formal seperti MA, MTs dan RA yang saat ini berjalan. “Di luar pendidikan formal, kami ada kegiatan balai latihan kerja BLK dari Kementerian Tenaga Kerja Kemenaker. Termasuk Bank Wakaf Mikro BWM binaan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK. Memberikan peminjaman maksimal Rp 3 juta tanpa bunga dan jaminan bagi masyarakat sekitar ponpes yang memiliki usaha,” ucapnya. Lurah Asrama Putra Ponpes Al Manshur Popongan, Ibnu Fajar Sidiq menambahkan, saat ini ponpes tengah merintis usaha ikan lele dengan memanfaatkan tiga kolam dari terpal berisikan bibit sebanyak ekor. Harapannya bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan para santri. “Selain itu masih ada ekstrakulikuler seperti hadroh, sepakbola, kaligrafi dan silat. Mereka yang menyantri ke Ponpes Al Manshur Popongan dari yang saya pahami karena sebagai pondok yang lawas juga kharismatik,” ucapnya. Para santri juga tidak ketinggalan dengan teknologi informasi dan komunikasi TIK terkini. Salah satunya melalui pengelolaan media sosial yang dimiliki ponpes. Tetapi dengan tetap memperhatikan aturan dari ponpes. “Kami tidak meninggalkan ajaran-ajaran lama. Kami juga tidak ketinggalan perkembangan teknologi yang terbaru. Kami rutin lakukan khataman quran dan selalu salat berjamaah sebagai ciri khas santri Ponpes Al Manshur Popongan,” ujarnya. angga purenda/bun Pondok Pesantren Al Manshur Popongan Sejarah Didirikan pada 1918 oleh Kiai Muhammad Manshur Berlokasi di Dusun Popongan, Desa Tegalgondo, Wonosari, Klaten Awalnya hanya ada enam kamar untuk pemondokan santri, kini masih tersisa tiga kamar berusia lebih dari seabad. Pada 1955 Kiai Manshur wafat Pada1981 dibentuk yayasan sekaligus menandai nama Ponpes Popongan menjadi Ponpes Al Manshur Popongan. Didirikan sekolah formal mulai dari RA, MTs dan MA Hingga kini terdapat 360 santri putra dan 700 santri putri. Ulama ternama dari santri Ponpes Al Manshur di antaranya KH M Arwani Amin Said Mbah Arwani Kudus, Kiai Abdul Manan dan Kiai Ahmad Mustofa. Saat ini diasuh KH Nashrun Minallah Pengembangan Pendirikan balai latihan kerja BLK dari Kemenaker Bank Wakaf Mikro BWM binaan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK Pengelolaan kolam ikan lele Ekstrakulikuler hadroh, sepakbola, kaligrafi dan silat – Pondok Pesantren Ponpes Al Manshur Popongan di Desa Tegalgondo, Wonosari, Klaten, telah melahirkan beberapa kiai besar. Santrinya kini mencapai seribu lebih. Meski dari usia sudah lebih dari seabad, namun eksistensinya masih diakui. Memasuki Dusun Popongan dengan mudah menjumpai para santri yang sedang berjalan kali maupun mengendari sepeda motor. Itu bisa dikenali dari santri laki-laki yang mengenakan sarung di daerah tersebut. Ada juga yang mengenakan seragam sekolah dilengkapi peci dan hijab tampak lalu lalang menyusuri jalan kampung. Di tengah kampung terdapat Masjid Al Manshur Popongan. Masjid tersebut sering kali digunakan para santri untuk menuaikan salat. Termasuk berbagai kegiatan lainnya karena lokasinya yang tak jauh dari pemondokan Ponpes Al Manshur Popongan. Ada satu lagi Masjid Popongan didirikan pada 1926 oleh KH Muhammad Manshur. Sebelum keberadaan masjid ini, telah lebih dulu berdiri ponpes pada 1918. Awalnya lembaga pendidikan Islam tradisional itu hanya bernama Ponpes Popongan saja. Berdirinya ponpes itu pun tidak bisa dilepaskan dari berkembangnya Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah yang berkembang di kampung tersebut. Mengingat orang tua dari Kiai Manshur, yakni Muhammad Abdul Hadi Girikusumo, seorang mursyid dari tarekat tersebut di Demak. Kiai Manshur belajar agama Islam kepada orang tuanya sendiri. Ketika remaja nyantri di Ponpes Jamsaren Surakarta yang diasuh oleh Kiai Idris. Sedangkan kedatangan dia ke Dusun Popongan ketika Kiai Manshur saat muda diambil menantu oleh petani kaya bernama Haji Fadlil. Kiai Manshur dinikahkan dengan Nyai Maryam Nyai Kamilah pada 1918. Karena merupakan alumni ponpes dia diminta Haji Fadlil mengajarkan agama Islam di Popongan. Pembangunan ponpes pun dilakukan secara swasembada dan gotong-royong. Batu pondasi diperoleh para santri dari Sungai Jebol yang terletak di sebelah selatan Dusun Popongan. Ada pun pasir diambil dari Sungai Tegalgondo yang berada di sisi utara dari kampung tersebut. Sebagai tokoh kaya saat itu, Haji Fadlil banyak menyumbangkan kartanya untuk pendirian ponpes tersebut. “Setahu saya pemondokan dibangun pertama kali pada 1918. Saat itu hanya terdapat enam kamar saja. Kini masih menyisakan tiga kamar yang masih berdiri kokoh. Saya melihat tertulis 1918 di pintu asrama sebelum akhirnya digempur,” ujar salah seorang keluarga pengasuh Ponpes Al Manshur Moh. Ardani saat ditemui Jawa Pos Radar Solo beberapa waktu lalu. Bangunan Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah yang dahulunya masih dalam satu kawasan dengan Ponpes Al Manshur Popongan. Pria yang akrab dipanggil Gus Ardani ini mengungkapkan, dari 1918 sampai saat ini dia belum menemukan refrensi terkait pergerakan yang dilakukan Ponpes Al Manshur Popongan. Termasuk momen penting lainnya pada masa itu. Hingga akhirnya Kiai Manshur wafat pada 1955. Seiring berjalannya waktu pengurusan terhadap ponpes dan tarekat di Popongan dilakukan secara turun temurun. Hingga akhirnya pada 1981 dibentuklah yayasan sekaligus menandai nama Ponpes Popongan menjadi Ponpes Al Manshur Popongan. Termasuk mengembangkan sekolah pendidikan formal di bawah yayasan yang dibentuk yakni madrasah aliyah MA, madrasah tsanawiyah MTs dan raulatul athfal RA. “Selama perjalanannya, ponpes mengalami kurang aktif. Antara ponpes dan madrasah berjalan sendiri-sendiri. Hingga akhirnya pada 2014 terdapat pembaruan yayasan sampai sekarang,” tambahnya. Lalu lalang para santri di Dusun Popongan, Desa Teglgondo, Kecamatan Wonosari, Klaten. Dia menyebut jumlah santri di Ponpes Al Manshur Popongan terus bertambah. Saat ini santri putra sebanyak 360 orang dan putri lebih dari 700 orang. Ditambah para santri yang kuliah maupun alumni menjadi pengurus di ponpes tersebut. Mereka berasal dari Palembang, Lampung, Kalimantan, Jakarta serta daerah Solo dan sekitarnya. Ponpes Al Manshur Popongan telah melahirkan ulama ternama seperti Arwani Amin Said Mbah Arwani Kudus, Kiai Abdul Manan dan Kiai Ahmad Mustofa. Sebagai salah satu ponpes tertua tetap mengikuti perkembangan sesuai tuntutan zaman melalui pendidikan formal seperti MA, MTs dan RA yang saat ini berjalan. “Di luar pendidikan formal, kami ada kegiatan balai latihan kerja BLK dari Kementerian Tenaga Kerja Kemenaker. Termasuk Bank Wakaf Mikro BWM binaan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK. Memberikan peminjaman maksimal Rp 3 juta tanpa bunga dan jaminan bagi masyarakat sekitar ponpes yang memiliki usaha,” ucapnya. Lurah Asrama Putra Ponpes Al Manshur Popongan, Ibnu Fajar Sidiq menambahkan, saat ini ponpes tengah merintis usaha ikan lele dengan memanfaatkan tiga kolam dari terpal berisikan bibit sebanyak ekor. Harapannya bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan para santri. “Selain itu masih ada ekstrakulikuler seperti hadroh, sepakbola, kaligrafi dan silat. Mereka yang menyantri ke Ponpes Al Manshur Popongan dari yang saya pahami karena sebagai pondok yang lawas juga kharismatik,” ucapnya. Para santri juga tidak ketinggalan dengan teknologi informasi dan komunikasi TIK terkini. Salah satunya melalui pengelolaan media sosial yang dimiliki ponpes. Tetapi dengan tetap memperhatikan aturan dari ponpes. “Kami tidak meninggalkan ajaran-ajaran lama. Kami juga tidak ketinggalan perkembangan teknologi yang terbaru. Kami rutin lakukan khataman quran dan selalu salat berjamaah sebagai ciri khas santri Ponpes Al Manshur Popongan,” ujarnya. angga purenda/bun Pondok Pesantren Al Manshur Popongan Sejarah Didirikan pada 1918 oleh Kiai Muhammad Manshur Berlokasi di Dusun Popongan, Desa Tegalgondo, Wonosari, Klaten Awalnya hanya ada enam kamar untuk pemondokan santri, kini masih tersisa tiga kamar berusia lebih dari seabad. Pada 1955 Kiai Manshur wafat Pada1981 dibentuk yayasan sekaligus menandai nama Ponpes Popongan menjadi Ponpes Al Manshur Popongan. Didirikan sekolah formal mulai dari RA, MTs dan MA Hingga kini terdapat 360 santri putra dan 700 santri putri. Ulama ternama dari santri Ponpes Al Manshur di antaranya KH M Arwani Amin Said Mbah Arwani Kudus, Kiai Abdul Manan dan Kiai Ahmad Mustofa. Saat ini diasuh KH Nashrun Minallah Pengembangan Pendirikan balai latihan kerja BLK dari Kemenaker Bank Wakaf Mikro BWM binaan dari Otoritas Jasa Keuangan OJK Pengelolaan kolam ikan lele Ekstrakulikuler hadroh, sepakbola, kaligrafi dan silat
Klaten adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten. Pondok pesantren di Kabupaten Klaten tidak begitu banyak, dari hasil penelusuran tim kami di kabupaten Klaten terdapat Pondok Pesantren Terbaik dan Terkenal yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendalami ilmu agama. Berikut adalah daftar Ponpes tersebut 1. PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH Lokasi Sangkar putung, Jl. Sersan Sadikin Klaten Utara Ngirigas Baru, Bareng Lor, Kec. Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57434 MBS Klaten adalah Pondok yang memadukan sistem pendidikan Modern dan Madrasah yang mewajibkan santri untuk melanjutkan pendidikan selama 6 tahun di lanjutkan dengan wiyata bakti atau pengabdian selama satu tahun ke Pondok sendiri, masyarakat, serta bantuan-pemerintah milik persyarikatan Muhammadiyah. Dan program yang paling banyak ditemukan di MBS Klaten adalah TAHFIDZUL QUR'AN dan TAFHIMUL QUR'AN menghafal Al qur'an dan meningkatkan Al qur'an} Mbs Klaten juga menyediakan program-program diniyyah yang tidak kalah penting dari program sebelumnya, seperti yang berlaku Sistem Billingual yaitu sistem wajib memakai 2 bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris, ada juga TAHAPAN ARUS HADIT ARBA'IN An Nawawi dalam waktu 1 -2 tahun. Kurikulum Pondok Pesantren Muhammadiyah Klaten MBS KLATEN merupakan perpaduan antara kurikulum Pesantren dengan kurikulum Kementerian Agama yang berbasis kurikulum 2013 dan Al Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab secara integral. EKSTRAKULIKULER Kajian Hadist Arbain, Sholat Rowatib, Sholat Dhuha, Tahajud, Witir, puasa senin dan kamis, puasa'arofah, puasa 'Asyura, Manasik haji, perawatan jenazah, Tilawah, Kaligrafi, Pidato 3 bahasa. 2. PONDOK PESANTREN AL - MADINAH LDII Lokasi Ponpes Al Madinah, Jl. Kaliworo, Ngemplak, Prawatan, Kec. Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57452 Pondok pesantren AL MADINAH Telp. 085878225200. Didirikan oleh Damanhuri pada tahun 2002, dan saat ini dipimpin oleh Suyono. Pondok pesantren AL MADINAH dalam melaksanakan tugas moralnya mengalami cukup banyak tantangan yang harus banyak dihadapi. Dengan segala keterbatasannya, pondok ini selalu berusaha mengadakan rekontruksi di berbagai bidang kegiatan dalam rangka penyesuaian kemajuan zaman. Bidang – bidang krusial dan mendasar selalu ditingkatkan, baik dalam sistem kerja maupun kinerjanya. Semua program selalu mengalami dinamisasi dengan disertai berbagai kekurangan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Hal ini adalah wajar karena pondok ini merupakan lembaga yang mandiri yang tidak terikat dan tergantung dari pihak manapun, sesuai dengan azaz kemandirian yang diterapkan di pondok ini. Di tengah kondisi demikian, kerjasama – kerjasama yang tidak mengikat dengan berbagai elemen maupun lembaga dono terus ditingkatkan. Alkhamdulillah sedikit – demi sidikit segala tantangan dapat diselesaikan dengan baik. Roda perjalanan pondokpun akhirnya semakin lancar. Forum komunikasi antara wali santri dengan lembaga / institusi pesantren ini juga cukup banyak membantu pemecahan persoalan – persoalan baik yang berkaitan dengan msalah kependidikan maupun sarana dan prasarananya. Untuk mencetak generasi yang mandiri dan selalu siap mengahadapi tantangan zaman tentunya membutuhkan kondisi yang kondusif dalam belajar serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Disamping sumber daya yang ada dapat dipergunakan secara optimal. Berbagai langkah telah ditempuh dalam rangka penyelenggaraan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan baik berupa kegiatan – kegiatan riil maupun materiil. Dan akhirnya tiada pantas terucap dari kami keculai bersyukur kepada Allah SWT, bahwa amanat yang secara khusus tercantum dalam program dapat terlaksana dengan baik meskipun mengalami berbagai kendala. Di sini ada 3 unsur utama yang menangani dan mengatur Pondok pesantren AL MADINAH, yaitu Dewan Pembina terdiri dari para Ulama’ Sepuh Perintis Pondok , Dewan Pengurus para pengurus yayasan , Dewan Guru para ustadz – ustadzah pembimbing santri . 3. PONDOK PESANTREN AL-MANSHUR Lokasi Jl. Raya Solo - Yogyakarta, Dusun 1, Tegalgondo, Kec. Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57473 Pondok Pesantren Popongan didirikan pada tahun 1926. Pada tanggal 21 Juni 1980, namanya diubah menjadi Pondok Pesantren Al-Manshur, dinisbatkan pada nama pendirinya. Mbah Manshur adalah sufi besar dalam tradisi Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Mbah Manshur mendapat ijazah attunement mursyid guru spiritual dalam tarekat dari Syekh Muhammad Hadi Girikusumo, selanjutnya disebut Mbah Hadi Giri Kusumo. Mbah Hadi adalah khalifah wakil Syekh Sulaiman Zuhdi,mursyid atau spiritual quide Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyyah di Makkah al-Mukarramah. Kyai Haji Salman Dahlawi, selanjutnya disebut Mbah Salman, adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan, Tegalgondo, Wonosari, Klaten. Pondok Pesantren Al-Manshur merupakan pondok pesantren salafiyah yang didirikan oleh Kyai Haji Muhammad Manshur, selanjutnya disebut Mbah Manshur. Awalnya nama pondok pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren Popongan, diambil dari nama dusun tempat pondok pesantren berdiri. Popongan adalah nama dusun di Kalurahan tegalgondo Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Dusun yang terletak di Jalan Solo-Yogya, KM 8 Delanggu tersebut merupakan dusun kecil yang masyarakatnya kebanyakan bertani. Ekstrakurikuler 1. Kajian kitab-kitab kuning 2. Pembinaan Tahfidz dan Tilawatil Al-Qur’an 3. Latihan berpidato dalam tiga bahasa Indonesia, Inggris dan Arab 4. berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari 5. Diskusi dan Penelitian Ilmiah 6. Kepramukaan 7. Pengembangan Olahraga 8. Pengembangan Seni Drumband, Qashidah dan Marawis 9. Pengembangan Seni Beladiri 10. Tahfidhul Qur’an 11. Pengembangan jurnalistik dan publisistik. Itulah daftar Pondok pesantren terbaik di kabupaten Klaten Jawa Tengah.
pondok pesantren di klaten yang bagus